Rabu, 09 Oktober 2013

Kisah tentang Seorang Guru Teladan

Tinggalah seorang pria yang hidup di sebuah pemukiman terpencil di sebuah desa yang penuh dengan suasana suram. Dia adalah sosok seorang guru teladan yang memiliki banyak murid di sebuah sekolah dasar yang di bangun sejak zaman penjajahan belanda.
            Setiap orang segan jika bertemu dengannya, rasa hormat, cinta dan kasih sayang yang terpancar di raut wajahnya sungguh memberikan efek kasih sayang kepada setiap orang yang menemuinya termasuk kepada para murid yang ia didiknya di sekolah.
            Ia mengajar di sebuah gedung sekolah tua setiap hari untuk menyampaikan ilmu kepada muridnya. Kadang sering terlihat sosok keriput wajahnya yang mulai memberikan tanda penuaan, langkahnya yang semakin gontay, dan ucapannya yang kadang terengah-engah.
            Guru itu bernama Pak Tarno, rupa-rupanya pak Tarno adalah guru palig senior disana. Ia sudah mengajar selama puluhan tahun dan banyak pula anak didiknya yang sukses. Walaupun keterbatasan usia dan kemampuan namun pak Tarno masih terlihat selalu semangat menjalani hari-harinya sebagai seorang guru.
            Ia adalah sosok guru yang dinilai paling dekat dengan murid. Murid dibebaskan secara leluasa menyampaikan segala pendapat, kritikan, maupan aspirasi untuk suksesnya proses belajar mengajar. Kedekatannya tidak membuat murid-murid berlaku senonoh terhadap dirinya, namun sebaliknya karena kejujuran, keikhlasan, dan ketulusan cinta kasih kepada muridnya itu, membuat setiap murid segan kepada dirinya.
            Pada suatu malam Pak Tarno mengalami demam yang begitu luar biasa, tubuhnya dingin disertai batuk yang kadang melemaskan tubuhnya yang sudah gontay. Namun ia masih teringat peristiwa kemarin siang yaitu ia pernah berkata kepada muridnya bahwa ia harus menemani muridnya menyelesaikan sebuah tugas sekolah walaupun kenyataannya besok hari adalah hari minggu.
            Ia selalu berdoa kepada Tuhan agar diberikan kesembuhan dan diberikan kekuatan agar besok hari ia bisa menemui murid-muridnya. Baginya kebahagiaan adalah ketika ia melihat muridnya sukses di kelak hari. Ia berjuang melawan rasa sakitnya dan satu jam, dua jam, tida jam kondisi mulai membaik. Rupanya Tuhan mengabulkan doa Pak Tarno.
            Pagi hari ia bersiap-siap untuk pergi dengan membawa tas hitam berwarna agak kecoklatan dan terlihat beberapa bagian telah sobek di bagian sisinya. Ia pun mengayuh sepeda tua dan menuju ke arah barat daya ke alah sebuah bangunan tua, ya Sekolah, rupanya ia sudah berjanji dengan muridnya untuk belajar di sekolah walaupun hari libur.
            Ia pun datang ke lokasi belajar dan terbesit senyuman tulus dari raut wajahnya yang dengan seketika memberikan sebuah pesona indah kepada para murid yang memandangnya. Ia mulai membahas pelajaran demi pelajaran.Terlihat banyak siswa yang antusias mengikuti proses belajarnya yang sangat hangat, canda tawa dan riang gembira.
            Suatu waktu pak Tarno merasakan sebuah rasa sakit yang amat sangat dari dalam dadanya. Sesekali ia batuk namun ia tetap melanjutkan belajarnya. Dua, kali, tiga kali, dan sampai berikutnya pak Tarno tergeletak di lantai tepat berada di hadapan para murid.
            Terlihat helaian nafas yang terengah-engah, dan terlihat pula aliran darah yang keluar dari hentakan batuknya yang tak henti. Beberapa muridnya mulai menangis dan meminta bergegas keluar meminta pertolongan.
            Sesekali batuknya terhenti, pak Tarno mengucapkan kata terahirnya dari susahnya ia berkata karena nafas yang menyesakan dada, ia mengucapkan kata-kata terahir untuk murid-muridnya dan semua murid di seluruh jagat raya, "Wahai muridku, lakukanlah terbaik untuk masa depanmu dan jangan siasiakan masa mudamu. Hormatilah gurumu, dia selalu tulus mencintaimu. Raihlah cita-citamu setinggi langit dan belajarlah" Tak lama kemudian setelah selesai mengucapkan kalimat tersebut, pak Tarno meninggal dunia menuju sang pencipta. Innalilahi wa'inailahi roji'un.


Tiada Kata Terlambat untuk Menuntut Ilmu


Banyak kan disekitar kita nenek-nenek atau kakek-kakek yang sudah tua tidak bisa baca dan menulis, alias buta huruf ? Masih banyak banget pastinya... Apalagi didesa-desa atau kampung-kampung pelosok yang jauh dari peradaban.
            Memang bisa dibilang waktu mereka masih berumur muda tidak diberikan pendidikan untuk membaca dan menulis. Karena kegiatan dan pekerjaan sehari-hari mereka tidak diharuskan untuk bisa membaca dan menulis. Seperti pekerjaan bertani ataupun berkebun pada zaman dulu tidak dibutuhkan membaca ataupun menulis.Dan mayoritas pekerjaan orang Indonesia zaman dullu adalah bertani dan berkebun, jadi banyak juga orang Indonesia yang tidak bisa membaca dan menulis. Apalagi kaum perempuan zaman dulu tidak diperbolehkan untuk belajar. Karena mereka berpendapat bahwa perempuan hidupnya hanya akan berurusan dengan dapur dan rumah tangga.
            Ketika ditanyakan kepada seorang nenek yang tidak dapat membaca dan menulis. “Nek, nenek kan gak bisa baca dan tulis, aku ajarin sini biar gak buta huruf !”. Nenek tersebut malah menjawab, “Gak usah cu, lagian juga nenek udah tua, udah gak penting lagi buat nenek baca dan tulis. Malu ahh.. masa gini hari baru mau belajar...”.
            Aduhhh nenek-nenek... :) Banyak tuh nenek-nenek ataupun kakek-kakek yang suka ngejawab kayak gitu, disuru belajar malah bilang malu. Padahal belajar itu gak kenal umur loh.. Mau masih bayi, balita, anak-anak, remaja, dewasa,sampai yang udah bau tanah pun masih diwajibkan untuk belajar.
            Ada haditsnya lohh... “Tuntutlah ilmu dari sejak lahir sampai ke liang lahat...” Maksud dari hadits tersebut adalah Kita sebagai umat manusia diwajibkan untuk menuntut ilmu dari masih kecil atau bahkan dari masih bayi yang tidak bisa apa-apa yang hanya bisa menangis jika lapar, haus ataupun menginginkan sesuatu, hingga kemudian menjadi tua dan sampai meninggal.
            Menuntut ilmu sangat penting, karena dengan berilmu manusia dapat mempunyai perilaku dan sifat yang baik. Dan tidak dapat dibodohi oleh orang lain yang berniat jahat. Apalagi di zaman yang semakin berkembang, sangat dituntut untuk menjadi manusia yang cerdas dan berwawasan luas.

            “Jadi mulai sekarang nenek jangan malu buat belajar yaa?... Oke nek ?! :D


Selasa, 01 Oktober 2013

21 siswa harumkan nama Indonesia di Inggris

Sebanyak 21 siswa dan mahasiswa yang mengikuti Program "Outstanding Students for the World" (OSTW) yang digagas Kementerian Luar Negeri berhasil mengharumkan nama Indonesia di Inggris.

Selama di London siswa berprestasi mengadakan presentasi di Kemlu Inggris (Foreign and Commonwealth Office- FCO) berdiskusi seputar peningkatan hubungan masyarakat kedua negara (people to people contact) khususnya peningkatan pelajar, Islam moderat, kata Kepala Subdirektorat Ekonomi dan Pembangunan, Direktorat Diplomasi Publik, Kementerian Luar Negeri Firdaus Dahlan kepada ANTARA Senin.

Firdaus Dahlan yang mendampingi para pelajar berprestasi berkunjung ke Inggris, selama seminggu dari 3 sampai 10 Juni, memiliki jadwal padat di hari pertama langsung berkunjung ke FCO dan mengadakan pertemuan dengan parlemen Inggris.

Dikatakannya Indonesia boleh berbangga, siswa berprestasi di ajang dunia. Program "Outstanding Students for the World" (OSTW) yang digagas Kemlu ke Inggris adalah bukti keyakinan mewujudkan masa depan Indonesia yang lebih baik, ujarnya.

Miftahul Khairi (22) salah seorang peserta program "Outstanding Students for the World" (OSTW) kepada Antara London mengatakan bahwa ia merasa bangga bisa ikut dalam program OSTW ini.

Kartono Warigogung (24) dari Pondok Pesantren Gontor mengakui program yang diikutinya sangat luar biasa dan ia pun bisa berbagi ilmu pengetahuan dengan para pejabat di Kemenlu Inggris khususnya mengenai Islam.

Siswa dan mahasiswa terbaik yang berasal dari berbagai sekolah dan perguruan tinggi di tanah air juga melakukan dialog Profesor Frances Cairncross, dekan Exetter College di salah satu Universitas terbaik di dunia Oxford, Inggris. Selain berdialog di Universitas Oxford, peserta ini juga diterima wakil Ketua kaukus Parlemen Inggris John Spellar di Gedung Parlemen Inggris.

Peserta program OSTW terbagi dalam beberapa kategori seperti untuk debat dan pidato berbahasa Inggris terpilih Roselyn Prima Winata (Universitas Pelita Harapan), Carissa Tehputri (SMAN 4 Denpasar), Miftahul Khairi (UI), dan Gresi Tifani Muabuay (SMAN 3 Jayapura).

Kategori ilmu pengetahuan sosial terpilih Adeline Tiffanie Suwana (SMAK 1 Penabur, Jakarta), Kartono Warigogung (Institute Study Islam Darussalam), Flora Ayu Putri Dhamayanti (SMAK Giovanni, Kupang), dan Rai Kania Izatinisa (SMAN 1 Malingping, Banten).

Sementara katagori ilmu pengetahuan alam terpilih Melody Grace Natalie (Stella Duce 1), Paksi Raganata, GDE (SMA Santa Maria 1, Bandung), Muhammad Arifin Dobson (SMAN 3 Bandung), Thomas Teguh Wijaya (ITB), Bintang Rahmat Wananda (ITB), Siti Latifatul Chasanah (SMK Boedi Oetomo 2, Cilacap), dan Edvin Prawira Negara (SMAN 1 Blitar).

Untuk katagori ilmu komputer dan robotik terpilih Mohammad Yazid Al Qahar (Unikom), Eko Prabowo Putro (Unikom), dan Nathan Azaria (SMAN 2 Purwokerto) dan ilmu teknik terpilih Devika Asmi Pandanwangi (SMAN 6 Yogyakarta), Jovita Nathania (SMA Tarsisius 1, Jakarta Pusat), dan Fauzan Wirya Yudha Prasetya (SMKN 29, Jakarta).



Senin, 30 September 2013

Bergurulah Kepada Bayi

apa yang bisa kita pelajari dari seorang bayi ? 


Sahabat, kalian pasti pernah lihat uang koin.  di samping material pembentuknya yang padat ternyata koin juga punya dua sisi yang berbeda. ga pernah sama dan punya makna tersendiri yang saling melengkapi.
bagai malam yang semakin lama semakin gelap sebelum munculnya cahaya yang menyinari bumi ini, hidup kita pun tak lepas dari adanya gelap dan terang. tapi sayangnya jarang di antara kita yang sadar bahwa kelamnya kehidupan yang mungkin sedang kita hadapi sebenarnya sedang menuju pada kehidupan yang penuh dengan cahaya. namun karena kita sering berkompromi dengan keputusasaan membuat kita tak kunjung menemukan titik terang dari segala masalah yang sedang di hadapi. 

Banyak orang bilang ” klo mau belajar, belajarlah pada orang yang lebih tua, karena mereka sudah pernah mengalami masa-masa yang sedang dan akan kita alami esok hari” . ga ada yang salah sih. memang umumnya orang yang lebih tua lebih berpengalaman, lebih banyak makan asam-garam kehidupan di banding kita. tapi apa ga mungkin kita berguru kepada orang yang jauh lebih muda dari kita? bahkan mungkin yang belum bisa jalan, bicara, atau yang bisanya cuma nangis seperti bayi, apa mungkin kita berguru kepada seorang bayi 

Sahabat, coba perhatikan apa yang bisa kita pelajari dari seorang bayi. pasti di antara kalian ada yang pernah melihat atau bahkan mempunyai adik bayi. Nah coba sahabat perhatikan ketika seorang bayi mulai belajar berjalan, belajar berbicara coba kalian perhatikan. walaupun akalnya belum berkembang, matanya belum bisa membedakan warna dengan jelas, pita suara belum sempurna sehingga pengucapan kalimat juga masih terbata-bata,  tapi dia memiliki naluri  yang  jarang di miliki oleh kebanyakan kita pada umumnya. sebuah naluri yang tak kenal putus asa untuk bisa berjalan walaupun berkali-kali terjatuh,  sebuah naluri yang tak pernah putus asa belajar memahami kata demi kata yang di ajarkan sang ibu hingga akhirnya ia hanya berhasil mengucapkan kata “mama” dan “papa”. ga ada ceritanya bayi yang ngambek gara-gara terjatuh terus ga mau belajar berjalan lagi. inilah sebuah naluri lahiriyah dari seorang bayi yang harusnya kita miliki. inilah naluri yang tak kenal putus asa dari seorang bayi. 

Sahabat, selalu ada jalan keluar dari setiap masalah. selalu ada celah bagi goa yang rapat, selalu ada sinar dari rumah yang sempit. ga mungkin seorang guru memberikan soal-soal yang dia sendiri mustahil bisa mengerjakan. segala masalah yang terjadi pada diri kita sudah di desain oleh sang pencipta beserta jalan keluarnya seperti penyakit yang pasti ada obatnya. jangan pernah putus asa, jadilah seorang bayi yang tak pernah putus asa untuk mencoba dan terus mencoba sampai akhirnya kita bisa meraihnya.


 http://triiz.wordpress.com/2011/05/22/bergurulah-kepada-bayi/#more-2017